Haruskah Membeli Kamera DSLR Mahal Sebagai Pemula?


Saya mungkin bukan satu-satunya penggemar fotografi dengan kantong super cekak. Fotografi bukan hobi murah, bahkan kamera termurah pun masih terlalu mahal bagi saya. Tetapi apakah orang-orang seperti kita lantas kecewa? Jawabannya saya tidak. Marilah kita mulai dari sesuatu yang kecil, lantas jadikan besar.

Kamera pertama milik saya adalah Canon 700D 18-55 mm. Ini adalah kamera dengan harga paling mahal yang bisa saya dapatkan. Saya langsung mencobanya dengan membuat beberapa potret. Hasilnya kurang memuaskan, sebab saat itu pengetahuan fotografi saya masih minim. Apa gunanya punya foto berharga jutaan jika hasilnya sama saja dengan kamera HP. Rugi dong! Mending pakai HP.

Seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai mengenal ilmu-ilmu fotografi yang diringkas hanya dalam tiga kata: ISO-Aperture-Shutter. Pengetahuan saya mengenai tiga hal ini yang membuat saya mengetahui kelemahan-kelemahan kamera saya. Saya ingin external flash. Saya ingin reflektor. Saya ingin DOF super bokeh. Saya backdrop, kain muslin. Wah...pokoknya macem-macem...tapi apa daya, dompet berteriak-teriak. Lantas bagaimana kita tetap enjoy dengan hobi mahal ini sambil terus tetap puas dengan hasil karya kita.

Saya memutar otak bagaimana menghasilkan foto bagus dengan segala kekurangan yang ada. Berikut-berikut ini adalah sekedar tips menghasilkan foto dengan kualitas memuaskan hati.

Perdalam Low light Photography
Low light Photography tidak mengandalkan flash external super mahal (karena memang tidak memakainya). Lihatlah hasil foto fotografer handal tentang suasana kota malam hari atau panorama bulan. Kita hanya mengandalkan sumber cahaya tunggal atau beberapa cahaya yang tidak kuat, seperti cahaya lilin, bulan, lampu rumah, lampu jalanan. Main-mainlah dengan ISO tinggi, Shutter rendah, dan Aperture dengan bukaan terlebar, misal F1.8.



Manfaatkan Sinar Alam.
Kita mendapatkan sinar alam secara gratis. Manfaatkan saat-saat golden hour, yaitu awal matahari terbit dan setengah jam sebelum matahari tenggelam. Sinar saat itu sangat soft, tidak kuat dan banyak menghasilkan warna.Diluar itu, Anda dapat manfaatkan saat-saat matahari pagi sebelum jam 9 (di beberapa tempat mungkin berbeda). Belajarlah juga mengenai bayangan-bayangan, atau benda-benda yang dapat menimbulkan bayangan-bayangan yang indah.




Perdalam Black White Photography
Foto hitam putih mengandalkan pada tekstur. Semakin berpola semakin bagus. Bagi saya, black-white justru mempunyai efek psikologis yang dalam daripada foto berwarna. Ambilah eksperimen dengan tembok yang terlihat batu-bata-nya, wajah tua yang berkerut-kerut, emosi pada wajah anak kecil, atau bebatuan pada sungai atau gunung.



Manfaatkan Benda-benda di Sekitar Kita Sebagai Alat Bantu
Beberapa alat bantu fotografi dapat Anda buat sendiri.

Contoh:
Reflektor
Buatlah dengan menutupi selembar kertas kardus dengan alumunium foil.

Cahaya Buatan
Pakai lampu daylight dengan watt besar. Tutupi dengan kaos/korden atau apa saja yang sedikit memantulkan sinar yang berfungsi sebagai diffuser atau pantulkan ke refletor. Perlu kita ingat, bahwa kecerahan sinar ditentukan oleh sinar lainnya. Jika sumber cahaya ciptaan Anda adalah satu-satunya, maka otomatis sinar itu akan tampak terang. Sebaliknya, jika cahaya lain lebih bersinar, maka cahaya buatan Anda akan tampak redup, bahkan tidak tampak sama sekali. Sebagai contoh, cobalah berfoto ria saat  matahari terbit. Berdirilah membelakangi matahari. Pakailah flash, maka cahaya di belakang akan tampak lebih redup, bahkan gelap. Hal ini dapat kita manfaatkan apabila membutuhkan background gelap tapi Anda tidak punya backdrop gelap. Lawanlah dengan sinar dari depan.

Haruskah Membeli Kamera DSLR Mahal Sebagai Pemula? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Good Dreamer

0 komentar:

Posting Komentar